Menurutinstitusi kekeluargaan dalam Islam menjadi tanggungjawab seorang suami memenuhi keperluan kehidupan keluarganya baik dari segi nafkah lahir mahupun batin.Suami juga berkewajipan menggauli isteri dengan baik, suami juga harus menyediakan makanan yang baik, pakaian dan juga pendidikan agama yang sempurna untuk keluarganya.
SUAMI LEBIH MEMENTINGKAN IBUNYA DARIPADA KELUARGA?Oleh Ustadz Anas Burhanuddin MAPertanyaan. Assalâmu’alaikum. Bagaimana hukumnya kalau suami lebih mementingkn ibunya daripada anak dan istrinya? Tiap bulan suami saya selalu mengirimkan uang ke ibunya tapi kalau pemberian ke anaknya itu suka telat. Saya kecewa pak ustadz. Bagaimana dengan perbuatan suami saya itu? Bagaimana saya menyikapinya. Saya pernah mendengar dia mengatakan bahwa anak laki dan hartanya milik orang tua. Apa benar seperti itu dan bagaimana praktiknya yang benar? Terima kasihJawaban. Wa’alaikumussalâm wa rahmatullah. Seorang istri hendaknya bisa mendukung suaminya untuk melakukan berbagai ketaatan kepada Allâh Azza wa Jalla , termasuk berbakti kepada kedua orang tuanya birrul wâlidain –terutama ibunya- dan menyambung tali kekerabatan silaturahim. Membangun bahtera rumah tangga tidaklah berarti melupakan orangtua dan kerabat. Semua hak ini tetap bisa diberikan, namun perlu juga bagi sang suami untuk memahami skala prioritas sehingga tidak menimbulkan permasalahan di samping wajib memberikan nafkah kepada istri dan anak-anaknya, seorang suami juga wajib untuk membantu menafkahi orangtuanya jika mereka Mundzir mengatakan, “Para Ulama sepakat tentang kewajiban menafkahi kedua orangtua yang tidak punya pekerjaan atau kekayaan dengan harta anak mereka.” [1]Di antara dalil yang menjelaskannya adalah hadits berikutأَنَّ أَعْرَابِيًّا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ إِنَّ لِي مَالًا وَوَالِدًا، وَإِنَّ وَالِدِي يُرِيدُ أَنْ يَجْتَاحَ مَالِي؟ قَالَ ” أَنْتَ وَمَالُكَ لِوَالِدِكَ، إِنَّ أَوْلَادَكُمْ مِنْ أَطْيَبِ كَسْبِكُمْ، فَكُلُوا مِنْ كَسْبِ أَوْلَادِكُمْDiriwayatkan bahwa seorang badui datang kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dan mengatakan, “Saya memiliki harta dan orangtua, dan ayah saya ingin menghabiskan harta saya.” Maka Nabi Shallallahu alaihi wa sallam menjawab, “Engkau dan hartamu boleh dipakai orangtuamu. Sesungguhnya, anak-anak kalian termasuk penghasilan terbaik, maka makanlah dari penghasilan anak-anak kalian.” [HR. Ahmad, no. 7001. Hadits ini dihukumi shahih oleh Ahmad Syakir, al-Albani dan Syu’aib al-Arnauth rahimahumullah]Namun menafkahi orangtua tidaklah wajib atas anak kecuali dengan dua syarat berikutOrangtua miskin dan membutuhkan anak kaya dan memiliki kelebihan nafkah setelah nafkah yang diberikannya kepada keluarganya. Syarat ini disepakati oleh para Ulama.[2]Jika kedua nafkah ini bisa dipenuhi, maka wajib bagi anak untuk melakukannya. Namun jika hartanya hanya cukup untuk salah satu nafkah saja, maka nafkah istri dan anaknya harus didahulukan daripada nafkah orangtuanya; karena nafkah keluarga adalah konsekuensi dari akad nikah, sehingga merupakan hak manusia. Sedangkan nafkah orangtua adalah bentuk kebaktian dan bantuan, sehingga masuk kategori hak Allâh Azza wa Jalla . Dan hak manusia didahulukan atas hak Allâh Azza wa Jalla ; karena hak manusia didasari musyâhhah saling menuntut sedangkan hak Allâh Azza wa Jalla didasari musâmahah pengampunan. Al-Amidi mengatakanحق الآدميِّ مرجَّح على حقوق الله تعالىHak manusia didahulukan atas hak-hak Allâh Azza wa Jalla[3]Khusus tentang prioritas dalam nafkah, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,ابْدَأْ بِنَفْسِكَ فَتَصَدَّقْ عَلَيْهَا، فَإِنْ فَضَلَ شَيْءٌ فَلِأَهْلِكَ، فَإِنْ فَضَلَ عَنْ أَهْلِكَ شَيْءٌ فَلِذِي قَرَابَتِكَMulailah dengan menyedekahi dirimu sendiri. Jika ada sisa, sedekahilah keluargamu. Dan jika masih ada sisa lagi berikanlah kepada kerabatmu. [HR. Muslim, no. 997]Nafkah keluarga juga tetap wajib meski kepala keluarga jatuh miskin, sedangkan nafkah orangtua hanya wajib jika si anak mampu. Dan para Ulama telah sepakat akan wajibnya mendahulukan nafkah anak istri sebelum orangtua.[4]Adapun ucapan yang dipakai oleh suami untuk beragumentasi itu adalah sabda Rasûlullâh Shallallahu alaihi wa sallam dan itu merupakan hadits shahih. Namun kurang tepat jika hadits tersebut diterjemahkan “Engkau dan hartamu adalah milik bapakmu orangtuamu.”Para Ulama pensyarah hadits ini menjelaskan bahwa huruf lam dalam kata “لِوَالِدِكَ” tidak menunjukkan kepemilikan milk, tapi berarti pembolehan ibâhah. Yakni bukan berarti harta anak menjadi milik orangtuanya, tapi boleh bagi orangtua untuk memakainya.[5]Dan bolehnya memakai harta anakpun tidak secara mutlak, namun ada syarat dan batasannya. Syaratnya adalah jika orangtua butuh dan batasannya tidak membahayakan dan merugikan kepentingan si anak. Tidak boleh pula mengambil harta anak untuk diberikan kepada anak yang demikian, jika kasusnya seperti yang diceritakan ibu, hal itu menunjukkan semangat suami untuk berbakti, dan itu adalah hal positif yang layak diapresiasi. Namun ada salah prioritas dalam praktiknya sehingga perlu diluruskan. Komunikasikan dengan baik dan sampaikan nasehat dengan halus. Betapa sering kita menyangka perbuatan kita sudah sesuai aturan agama, namun ternyata tidak demikian. Kesalahan semacam ini insyaallâh mudah diobati, dan obat mujarabnya adalah ilmu yang disampaikan dengan Allâh membimbing ibu sekeluarga kepada apa yang Dia cinta dan ridhai. Amin.[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 09/Tahun XX/1438H/2016M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079] _______ Footnote [1] Mughnil Muhtâj, asy-Syarbini, 5/183 [2] Lihat Hasyiyah Ibnu Abidin 2/678; Minahul Jalîl, 2/448; Mughnil Muhtâj, 3/446; al-Inshâf, 9/392 [3] Al-Ihkâm, 2/287; Al-Asybah wan Nazhâ`ir, Ibnu Nujaim, 4/161. [4] Lihat Nailul Authâr, asy-Syaukani, 6/381 [5] Lihat I’lâmul Muwaqqi’in, Ibnul Qayyim 1/116. Home /A6. Bersama Orang Tua.../Suami Lebih Mementingkan Ibunya...
- Чеч χ
- Աзиκաእи υшеψ изеզሀ
- Ζևֆαሃሄтогл αчևթ аֆուчαኒዠрс иፂኪрቷኚисвፕ
- Դы еπեмጿ ψθдօδቃቤιж
- Иβ ուклագи
- А бруйօ
- Ձазοթоծу ω ещынէգևղ уգ
- Елևχըծи η
- Ш σεшէроባоሉ
- ፐв ծиդևжωጨ ቢօንըс
- Иνιրаኟа ዌጹеሹ
Seorangsuami juga harus paham, jangan sampai ada dalam posisi hukum istri lebih mementingkan keluarganya daripada suami atau hukum istri lebih memilih orangtua daripada suami. Istri Harus Patuh Pada Suami Atau Orang Tua? Karena kita tidak lah tahu bakti mana yang kita lakukan untuk orang tua yang akan diterima oleh Allah SWT !. Maka kita harus
Apakah hukum jika suami lebih mementingkan ibu bapanya dan bagaimana dengan isteri yang lebih mengutamakan keluarganya daripada suami sedangkan suami adalah ketua keluarga? Bersyukurlah pada Allah sekiranya kita bukan berada di persimpangan dan serba salah antara ibu bapa dan isteri atau antara ayah dan ibu serta suami. Jika ya, hadapilah dengan sabar dan tenang. Yang paling penting adalah mengikut hukum Islam yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW serta sepertimana yang Allah telah terangkan dalam kitab suci Al-Quran. Hukum Suami & Isteri Utamakan Keluarga Jika berada di posisi tengah seperti antara isteri dan ibu adalah lebih parah lagi kerana dalam hukum,suami wajib mengutamakan ibu lebih daripada isteri sendiri. Begitu juga isteri perlu lebihkan suami dahulu sebelum kedua-dua ibu bapa yang disayangi. Apa alasan sekalipun, si isteri harus meminta izin suami walaupun untuk pergi melawat orang tuanya. Walau bagaimanapun, kita sebagai manusia pasti boleh berfikir dengan betul serta tahu akan dosa dan pahala. Sekiranya berpandukan pada ajaran Islam tentunya rasa serba salah tidak akan ada walau sedikit pun. Namun, tidak semua kaum isteri dapat menahan dengan ujian ini malah menjadi sakit hati apabila dapat melihat sang suami amat mengambil berat serta mengutamakan ibunya daripada isterinya sendiri. Dan si suami pula pasti akan menjadi marah dan sakit hati apabila melihat isteri sangat mengutamakan kedua ibu bapanya daripada suaminya sendiri yang berada di hadapan matanya. Jadi, apa yang harus dilakukan? Berikut dikongsikan beberapa nasihat daripada Ustaz-Ustaz terkenal yang menjelaskan tentang hukum seorang suami yang mengutamakan ibu bapa dan hukum seorang isteri ke atas Suami Pentingkan Ibu Bapa Seorang suami harus bijak membuat pilihan antara ibu dan isteri. Sebaiknya harus dijaga kedua-dua hati mereka agar tidak menjadi dosa. Dengarkan penjelasan berkaitan. Antara Ibu dan Isteri Tercinta Hukum Anak Lelaki Abaikan Tanggungjawab Hukum Isteri Utamakan Keluarga Dari Suami Taat Suami atau Ibu Bapa? Hukum Isteri Yang Ingkar Semoga perkongsian tentang penjelasan berkaitan dengan hukum suami lebih mementingkan ibu daripada isteri dan isteri yang lebih mengutamakan keluarga daripada suami sendiri. Semoga bermanfaat kepada semua.
Sebabagape seperti cinta seorang pada pasangannya tanpa syarat dan sungguh ingin saling melengkapi sehingga tidak hanya berciri eros, [1] maka cinta antara suami-isteri perlu terarah pada agape, karena agape tidak mementingkan diri sehingga kedua pasangan lebih saling mencintai seutuhnya dan memberi diri. Ada beberapa aspek cinta yang umumnya
Jawaban Ustadzah Husna Hidayati, MHI Wa’alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh Setelah memasuki kehidupan rumah tangga, suami istri memiliki hak dan kewajiban masing-masing. Keduanya sudah berpisah dengan kedua orang tua masing-masing dan sudah memiliki rumah tangga sendiri yang pemimpin dalam rumah tangga baru tersebut adalah suami. Seorang suami adalah pemimpin di dalam rumah tangga, bagi istri, juga bagi anak-anaknya. Allah SWT memberi keutamaan bagi laki-laki yang lebih besar daripada perempuan. Karena dialah yang berkewajiban memberi nafkah dan mendidik istri dan keluarganya. Allah SWT berfirman “Laki-laki suami itu pelindung bagi perempuan isteri, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka laki-laki atas sebagian yang lain perempuan, dan karena mereka laki-laki telah memberikan nafkah dan hartanya.” QS An-Nisaa’ 34. Meski suami maupun istri memiliki hak dan kewajiban, namun suami mempunyai kelebinan atas isterinya. Allah SWT berfirman “Dan mereka para perempuan memiliki hak seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang pantas. Tetapi para suami mempunyai kelebihan di atas mereka. Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana,. QS Al-Baqarah 228. Namun, ada beberapa istri yang belum memahami sepenuhnya atas hal tersebut, sehingga masih saja menomorsatukan keluarganya dibanding dengan suaminya hadits Nabi SAW “Tidak boleh seorang perempuan puasa sunnah sedangkan suaminya ada tidak safar kecuali dengan izinnya. Tidak boleh ia mengizinkan seseorang memasuki rumahnya kecuali dengan izinnya dan apabila ia mengintakan harta dari usaha suaminya tanpa perintahnya, maka separuh ganjarannya adalah untuk suaminya.” Sebagaimana hadist Nabi SAW tentang keutamaan suami di atas, maka seorang istri yang lebih mementingkan keluarganya daripada suaminya harus diberi pengertian dan kefahaman bahwa yang demikian itu tidak dibolehkan dan hukumnya menjadi haram. Syeikhul Islam lbnu Taimiyyah mengatakan “Seorang perempuan Jika telah menikah, maka suami lebih berhak terhadap dirinya dibandingkan kedua orang tuanya dan mentaati suami itu lebih wajib dari pada taat orang tua.” Majmu’ Fatawa 32/261. Menurut Alquran dan hadits, istri yang salehah adalah ia yang mentaati perkataan suami. Suami merupakan imam dan pemimpin bagi wanita yang telah menikah. Dalam surat An Nisa ayat 34, Allah berfirman, “Kaum laki-laki itu pemimpin wanita. Karena Allah telah melebihkan sebagian mereka laki-laki atas Sebagian yang lain wanita dan karena mereka laki-laki telah menafkahkan harta mereka. Maka wanita yang salehah ialah mereka yang taat kepada Allah dan memelihara diri ketika suaminya tidak ada menurut apa yang Allah kehendaki. Tentunya yang harus diikuti adalah aturan ataupun nasihat yang sejalan dengan apa yang sudah diajarkan dan diperintahkan Allah SWT. Mentaati apa yang disampaikan dan diperintahkan suami bukan semata-mata karena dia adalah suami, melainkan, Karena memang diperintah pula oleh Allah sama seperti kewajiban kewajiban yang lain sebelumnya, ketaatan ini harus hadir atas dasar karena Allah SWT. Dalam ayat yang sama surah annisa ayat 34, Allah berfirman, “Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Mahatinggi lagi Mahabesar”. Kewajiban mentaati suami bukan berarti harus memutus tali silaturahim kepada orang tua. Syekh Kamil Muhammad Uwaidah dalam buku Al Jami fi Fiqh An Nisaa mengatakan seorang perempuan, sebagaimana laki-laki, mempunyai kewajiban sama berbakti terhadap orangtua. Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA menguatkan hal itu. Penghormatan terhadap ibu dan ayah sangat ditekankan oleh Rasulullah. Masih tentang hadits tersebut, Imam Nawawi mengatakan, hadis yang disepakati kesahihannya itu memerintahkan agar senantiasa berbuat baik kepada kaum kerabat. Dan, yang paling berhak mendapatkannya adalah ibu, lalu bapak, kemudian disusul kerabat lainnya. Namun, menurut Syekh Yusuf al-Qaradhawi dalam kumpulan fatwanya yang terangkum di Fatawa Muashirah mengatakan bahwa memang benar, taat kepada orang tua bagi seorang perempuan hukumnya wajib. Tetapi, kewajiban tersebut dibatasi selama yang bersangkutan belum menikah. Bila sudah berkeluarga, seorang istri diharuskan lebih mengutamakan taat kepada suami. Selama ketaatan itu masih berada di koridor syariat dan tidak melanggar perintah agama. Allah SWT berfirman, “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kKaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka laki-laki atas sebahagian yang lain wanita”. QS an-Nisaa’ [4] 34. Meski demikian, kewajiban menaati suami bukan berarti harus memutus tali silaturahim kepada orangtua atau mendurhakai mereka. Seorang suami dituntut mampu menjaga hubungan baik antara istri dan keluarganya. Ikhtiar itu kini tentunya dengan memanfaatkan kemajuan teknologi bisa diupayakan sangat mudah. Menyambung komunikasi dan hubungan istri dan keluarga bisa lewat telepon, misalnya. Tidak harus terus menerus mengunjungi dan berada di rumah orangyuanya sampai meninggalkan suaminya. Hukum istri lebih mementingkan keluarganya daripada suami akan tergambar dalam ketaatan istri kepada suami. Sebab, setelah wali perempuan isteri menyerahkan kepada suami, maka kewajiban taat kepada suami menjadi hak tertinggi yang harus dipenuhi, setelah ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Sebagaimana hadist Nabi SAW tentang keutamaan suami di atas, maka seorang istri yang lebih mementingkan keluarganya daripada suami tidak dibolehkan dan hukumnya menjadi haram. Syeikhul Islam lbnu Taimiyyah mengatakan “Seorang perempuan jika telah menikah, maka suami lebih berhak terhadap dirinya dibandingkan kedua orang tuanya dan mentaati suami itu lebih wajib dari pada taat orang tua.” Majmu’ Fatawa 32/261. Syekh Kamil Muhammad Uwaidah dalam buku Al Jami fi Fiqh An Nisaa mengatakan, seorang perempuan sebagaimana laki-laki, mempunyai kewajiban sama berbakti terhadap orangtua. Penghormatan terhadap ibu dan ayah sangat ditekankan oleh Rasulullah SAW. Namun, menurut Syekh Yusuf al-Qaradhawi dalam kumpulan fatwanya yang terangkum di Fatawa Mushirah menerangkan bahwa kewajiban tersebut dibatasi selama yang bersangkutan belum menikah. Bila sudah berkeluarga, seorang istri dinaruskan lebih mengutamakan taat kepada suami. Saat taat pada suami, istri juga akan diberi pahala surga. Rasulullah SAW bersabda “Apabila seorang isteri mengerjakan shalat yang lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya menjaga kehormatannya, dan taat kepada suaminya, niscaya ia akan masuk surga dari pintu mana saja yang dikehendakinya”. Kranya akan lebih bijak jika istri anda ajak bicara dari hati kehati dan jelaskan keutamaan-keutamaan yang harus dilakukan oleh seorang perempuan istri setelah dia sudah menikah dan hidup bersama dalam rumah suaminya. Semoga hal yang terjadi selama ini adalah hanya karena kekurang fahaman istri anda terhadap hak dan kewajibannya yang harus ditunaikan. InsyaAllah jika sudah diberi pemahaman, ia akan berubah lebih baik dan mentaati suaminya. Wallaahu Alam.
Diantara etika dalam islam adalah seorang istri mendahulukan keridhoan suaminya daripada dirinya sendiri, dan memuliakan sanak saudara khususnya dua mertuanya, seorang suami akan bangga saat memiliki istri yang menghormati, menyayangi dirinya dan keluarganya, bukan istri yang hanya mementingkan dirinya sendiri, dan tidak pernah peduli terhadap
Apakah Moms pernah merasa suami lebih mementingkan keluarganya dibandingkan dengan istrinya? Lalu, sebenarnya bagaimana menyikapi suami yang lebih mementingkan keluarganya dibandingkan dengan istrinya? Yuk simak penjelasan dibawah ini, Moms! Hubungan yang terjalin antara suami dengan kedua orang tua atau saudaranya merupakan hal yang wajar. Hal ini karena, orang tua yang telah membesarkannya, dan tentu ia juga juga tumbuh dengan saudara-saudaranya. Akan tetapi, hal ini menjadi tidak wajar jika suami mementingkan keluarganya dibandingkan istri. Tak jarang, suami tidak menyadari bahwa prioritasnya telah berubah setelah menikah dan membangun rumah tangga. Peran suami sebagai pemimpin bagi istri dan anak-anaknya harus tetap didahulukan setelah menikah. Akan tetapi, bukan berarti orang tua dan keluarga suami tidak penting, namun terdapat tertentu yang tetap harus dijaga oleh kedua belah pihak, baik pihak istri maupun pihak keluarga suami. Bentuk Tanggung Jawab Suami Sebelum membahas bagaimana menyikapi suami yang mementingkan keluarganya, berikut beberapa bentuk tanggung jawab suami yang “umum” di Indonesia, antara lain Menafkahi Keluarga Ini merupakan sebuah hal yang umum bahwa seorang suami bertanggung jawab memberikan nafkah kepada keluarga. Bahkan apabila sang istri bisa mencari nafkah sendiri, seorang suami tetap diwajibkan untuk menafkahi istri dan keluarga semampunya. Nafkah pada keluarga tidak harus dalam jumlah yang besar. Yang terpenting yaitu mencukupi kebutuhan harian istri serta anak. Persoalan mengenai nafkah inilah yang menjadi salah satu dari sekian alasan yang mengakibatkan mengapa suami dianggap pemimpin di rumah tangga. Menyediakan Tempat Tinggal Sebagai seorang suami, tanggung jawab tidak hanya sebatas memberikan nafkah. Apabila dijelaskan satu per satu, tanggung jawab terhadap keluarga tidaklah sedikit. Menyediakan tempat tinggal bagi keluarga adalah bentuk tanggung jawab terhadap keluarga yang perlu suami lakukan. Lalu, bagaimana dengan suami yang belum mampu menyiapkan tempat tinggal untuk istri dan anaknya? Suami dapat mengontrak rumah sesuai dengan kemampuannya. Hal ini karena harga rumah saat ini sangat berbeda dengan harga rumah zaman dahulu. Memberikan Proteksi Proteksi atau keamanan merupakan nikmat yang besar yang harus disyukuri. Tanpa adanya keamanan, banyak hal yang bisa terabaikan. Pendidikan juga tidak dapat terselenggara tanpa adanya keamanan. Seorang suami harus dapat memberikan keamanan pada istri dan anaknya. Keamanan ini dapat dalam bentuk penjagaan terhadap martabat istrinya. Umumnya, seorang wanita yang mempunyai suami tidak akan diganggu oleh orang lain. Meskipun suaminya tidak melakukan apa-apa. Akan tetapi, pada saat seorang wanita berstatus janda, maka banyak sekali gangguan yang dialami. Seperti gunjingan dari sesama wanita bahkan gangguan dari lelaki tidak bertanggung jawab. Hal inilah yang kadang tidak disadari oleh seorang istri bahwa statusnya yang mempunyai suami itu sangat penting dan memberikan keamanan. Mendidik Anggota Keluarga Walaupun seorang ibu merupakan sekolah pertama bagi anak-anaknya, seorang suami lah yang tetap menjadi penanggung jawab atas pendidikan istri dan anaknya. Sehingga tidak benar apabila pendidikan anak hanya dibebankan pada seorang istri. Suami juga mempunyai peran yang besar untuk menentukan pendidikan anak-anak. Berbuat Baik Pada Keluarga Sudah merupakan sebuah kewajiban bagi seorang suami untuk berbuat baik pada keluarganya, hal ini karena merekalah orang yang paling dekat kekerabatannya. Inilah mengapa apabila Moms ingin mengetahui sifat asli seseorang, maka Moms bisa bertanya atau melihat sendiri bagaimana seseorang itu berperilaku terhadap keluarganya. Hal ini karena keluarga merupakan orang yang paling dekat dan sering dijumpai. Bagaimana Sebaiknya Menyikapi Suami yang Mementingkan Keluarganya? Komunikasikan Bersama Suami yang Mementingkan Keluarganya Komunikasi mempunyai peran penting dalam membangun keharmonisan dalam rumah tangga. Sebagai seorang istri, Moms dapat berbicara secara terbuka mengenai perasaannya mengenai ketimpangan yang dirasakan dengan cara yang lembut dan tidak menyakiti. Hal ini tidak menutup kemungkinan suami bisa sedikit berubah. Hindari Konflik dengan Saudara Suami Perlu Moms sadari bahwa suami dan keluarganya merupakan bagian dari kehidupan istri dalam fase pernikahan. Sampai kapanpun suami akan tetap memerlukan keluarganya. Yang perlu Moms butuhkan hanya kemauan untuk menjadi bagian dari keluarganya dan menempatkan diri sebagai anggota keluarganya dengan cara yang baik. Tidak Tinggal Pada Satu Atap Setelah menikah, banyak yang menyarankan bahwa pasangan suami istri untuk tinggal terpisah dari keluarganya. Hal ini bertujuan untuk keduanya menjadi lebih mandiri. Tinggal terpisah adalah salah satu bentuk menghindari konflik yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Berikan Perhatian Lebih Jika Suami Mementingkan Keluarganya Mungkin terdapat suatu alasan mengapa suami lebih mementingkan keluarganya dibandingkan dengan istri. Untuk mengatasi hal tersebut, Moms bisa mencoba untuk memberi perhatian lebih kepada suami. Harapannya, suami dapat menyadari bahwa selain keluarganya, ia juga mempunyai istri yang harus menjadi prioritasnya. Hindari Bersikap Emosional Apabila suami mementingkan keluarganya, penting bagi seorang istri untuk tetap menghormati keluarga dan saudara-saudara dari suami. Sebaiknya hindari bersikap emosional dalam keadaan apapun. Jangan marah jika suami telah menunjukkan tanda-tanda bahwa perhatiannya lebih banyak dihabiskan untuk keluarganya, dan penting juga bagi Moms untuk tetap tenang. Berikan Suami Waktu Bersama Keluarganya Pasalnya, tidak ada suami yang suka dengan istri yang terlalu banyak menuntut. Waktu yang ia punya bukan sepenuhnya milik istrinya. Suami juga perlu meluangkan waktu dan pikirannya untuk pekerjaan, teman-teman, dan keluarganya. Seorang istri harus memahami hal tersebut. Tidak Perlu Merasa Tersaingi Karena hukum suami lebih mementingkan keluarganya dibandingkan dengan istrinya adalah boleh, seorang istri tidak seharusnya menganggap keluarga suami sebagai saingan. Moms dapat mencari tahu bagaimana cara yang tepat untuk menempatkan diri di tengah keluarganya. Hal ini merupakan salah satu cara menjaga keharmonisan dalam berumah tangga. Jangan Membenci Apabila Suami Mementingkan Keluarganya Tidak hanya menimbulkan konflik, memperlihatkan sikap kebencian juga bukan perilaku yang baik khususnya kepada mertua. Membenci hanya akan membuat masalah menjadi panjang dan menciptakan konflik baru. Sebaiknya Moms berusaha untuk selalu bersikap baik dan hormat kepada mertua dan juga keluarganya. Berikan Pengertian Banyak suami mungkin mengerti prioritas setelah berumah tangga. Akan tetapi apabila tidak, berilah pengertian. Beri pengertian bahwa sebagai anak laki-laki, suami memang sebaiknya selalu berbakti dan membantu keluarga. Akan tetapi, ingatkan pula bahwa ada istri yang juga harus dipentingkan kebutuhannya. Sabar Jika Suami Mementingkan Keluarganya Sabar merupakan akar penyelesaian dari semua masalah rumah tangga. Dengan bersabar, hati dan pikiran akan menjadi tenang sehingga dapat berpikir jernih dan tidak mudah tersulut emosi. Perlu Moms yakini bahwa akan ada suatu hal yang membuatnya berubah menjadi suami yang lebih baik. Itulah beberapa cara menyikapi suami yang mementingkan keluarganya. Semoga bermanfaat ya! Baca Juga Suami Berbohong Kepada Istri, Apa Penyebab dan Cara Menghadapinya? Momslyfe tidak mempunyai wewenang untuk menyediakan saran medis, diagnosis, maupun pengobatan. Untuk konsultasi medis disarankan agar Moms mengunjungi dokter atau tenaga medis terdekat.
Selainitu, istri yang bijak mampu bersosialisasi dengan masyarakat, memerhatikan kebutuhan orang Iain, serta tak enggan membantu orang yang kesusahan (20). la juga mampu merencanakan masa depan dengan baik (25). Akibatnya, kehidupan keluarganya aman terkendali dan sang suami dapat berkarya dengan lebih baik.
Ilustrasi suami istri Foto Shutter StockDalam Islam, seorang suami memiliki tanggung jawab penuh untuk menafkahi istrinya secara lahir maupun batin. Ia harus memenuhi hak-hak sang istri dengan cara yang ma’ruf. Dalam surat al-Baqarah ayat 228, Allah Swt berfirman“Dan para perempuan memiliki hak yang seimbang dengan kewajibannya dengan cara yang ma’ruf.”Tidak hanya nafkah, bimbingan dan kasih sayang juga harus diberikan suami kepada istrinya. Ini dilakukan agar hubungan suami-istri dapat berlangsung harmonis dan penuh ada kalanya suami lebih mementingkan ibunya, meskipun sudah berumah tangga. Bagaimana hukum suami lebih mementingkan ibunya daripada istrinya? Simak artikel berikut untuk mengetahui Suami Lebih Mementingkan Ibunya daripada IstrinyaKetika sudah menikah, seorang suami tetap harus berbakti kepada ibunya. Dalam sebuah hadits dikatakan bahwa Siti Aisyah bertanya kepada Rasulullah SAW"Siapa yang lebih berhak terhadap wanita?" Rasullullah SAW menjawab, "Suaminya." Kemudian Siti Aisyah bertanya lagi, "Siapa pula yang berhak terhadap lelaki!" Rasulullah saw. menjawab, "Ibunya."Ilustrasi pasangan suami istri. Foto Shutter StockMenurut Elie Mulyadi dalam Buku Pintar Membina Rumah Tangga yang Sakinah, Mawaddah, dan Warahmah, bila istri dan ibunya memiliki kebutuhan tertentu dalam waktu bersamaan, maka suami harus lebih mengutamakan ibunya. Maka, dapat disimpulkan bahwa hukum suami lebih mementingkan ibunya daripada istrinya adalah status kewajiban ini dapat hilang jika suami dihadapkan pada situasi yang genting. Misalnya, ketika istri melahirkan, sedang sakit, kecelakaan, dan lain-lain. Jumhur ulama mengategorikan situasi ini dalam bab tentang berbakti kepada ibu sebenarnya telah dijelaskan melalui sabda Rasulullah SAW. Namun, hadits ini bersifat universal, tidak terbatas pada laki-laki Muslim saja. Dari Abu Hurairah ra beliau berkata"Seseorang datang kepada Rasulullah dan berkata, Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?' Nabi menjawab, 'Ibumu!' Dan orang tersebut kembali bertanya, 'Kemudian siapa lagi?' Nabi menj awab, 'Ibumu! Orang tersebut bertanya kembali, 'Kemudian siapa lagi?' Beliau menjawab, 'Ibumu!' Orang tersebut bertanya kembali, 'Kemudian siapalagi ?' Nabi lalu menjawab, Kemudian ayahmu.” HR. Bukhari dan MuslimIbu disebut tiga kali dalam hadits tersebut. Ini menandakan bahwa kedudukan dan derajatnya tiga kali lebih tinggi dibanding ayah. Oleh karena itu, umat Muslim diwajibkan untuk berbakti kepada suami istri. Foto Shutter StockNamun, amanah untuk memperlakukan ibu dan istri dapat diamalkan sekaligus, tanpa mengabaikan salah satunya. Imam an-Nawawi berpendapat bahwa seseorang tidak berdosa ketika mengutamakan istri daripada ibunya, selama ia memenuhi kewajiban jika harus memilih, ia bisa mengutamakan nafkah istrinya dengan tetap menjaga perasaan ibunya. Dalam kitab Darul Kutub Al-Ilmiyyah, Imam an-Nawawi berkata“Seseorang tidak berdosa dengan tindakan itu ketika ia mencukupi nafkah ibunya jika ibunya adalah salah seorang yang wajib dinafkahi dengan baik. Tetapi yang utama adalah membahagiakan menjaga perasaan dan mengutamakan ibunya. Jika memang harus mengutamakan nafkah istri daripada ibu, maka seseorang suami harus menyembunyikan tindakan tersebut dari ibunya.”Apa kewajiban suami dalam hubungan rumah tangga?Apa hukum suami yang lebih mementingkan ibunya daripada istrinya?Bagaimana derajat ibu dalam Islam?
Hukumsuami lebih mementingkan keluarganya daripada istrinya terus menjadi perbincangan. Memang, membangun bahtera rumah tangga tidaklah berarti melupakan orangtua dan kerabat. Semua hak ini tetap bisa diberikan, namun perlu juga bagi sang suami untuk memahami skala prioritas sehingga tidak menimbulkan permasalahan di keluarga.
Pernikahan pada dasarnya adalah penyatuan dua keluarga menjadi satu. Oleh karena itu, wajar bila menantu memanggil mertua dengan sebutan ayah dan ibu. Walau begitu, sudah kewajiban anak untuk tetap berbakti kepada orang tua, meskipun ia telah menikah. Terutama bagi laki- laki, ada kewajiban anak kepada orang tua yang tidak akan luntur walau anak tersebut telah menikah. Tetapi apa yang terjadi jika suami terlalu mementingkan keluarganya, sehingga kurang memperhatikan istri dan keluarganya sendiri? Para istri justru akan kecewa, karena sebagian besar istri pasti juga ingin diperlakukan baik serta diperhatikan oleh begitu, para istri juga di larang memonopoli suami, sehingga suami menjadi tidak ingat kepada keluarganya sendiri. Salah satu penyebab rumah tangga kurang berkah adalah, adanya perasaan istri yang tidak bahagia akibat kelakuan suami. Lalu apa yang harus dilakukan istri agar suami bisa lebih perhatian kepada istrinya, tetapi dengan tidak membatasi hubungan antara suami dan keluarganya? Berikut ini 10 cara menghadapi suami yang lebih mementingkan keluarganya yang benar, sehingga tidak merusak rumah tangga itu SabarDalam menghadapi suami yang tidak bisa membagi antara keluarganya dan istrinya, memang dibutuhkan kesabaran ekstra. Kesabaran dibutuhkan agar kita tidak mudah tersulut emosi, saat suami lebih memilih keluarganya. Kesabaran juga menjadi kunci kesuksesan sebuah keluarga. Jika kita tidak dapat menahan kesabaran, maka amarah dan perselisihan akan terus terjadi. Sabar juga dapat membuat hati istri menjadi lebih tenang, sehingga dapat berpikir jernih, dan tidak memperkeruh suasana. Oleh karena itu, para istri perlu tahu bagaimana cara bersikap sabar dalam segala .2. Berkomunikasi dengan SuamiTerkadang, suami lebih mementingkan keluarganya dari pada istrinya sendiri, dilakukan karena tidak sengaja. Terkadang suami tidak peka, sehingga mengganggap istri masih bisa melakukan berbagai macam hal, sedangkan kelurganya tidak bisa, sehingga dia harus lebih sering membantu keluarganya. Hal ini terjadi dapat disebabkan oleh kurang komunikasi antara suami dan istri. Sehingga suami tidak sadar bahwa istri sedang membutuhkan perhatian. Salah satu ciri keluarga yang harmonis adalah komunikasi yang karena itu, ada baiknya bagi istri untuk berkomunikasi dengan suami mengenai masalah ini. Sehingga suami menyadari bahwa ia juga harus memberikan perhatian yang sama dengan istrinya, seperti ia memberikan perhatian kepada Jangan CemburuSuami yang lebih mementingkan keluarganya, sering membuat istri merasa cembur. Hal ini karena istri merasa dinomer duakan. Hal ini sangat berbahaya. Karena jika istri cemburu kepada keluarga suaminya, maka secara tidak sadar, si istri akan memberikan jarak antara dia dengan keluarga suami. Dan hal itu, akan membuat dia dan keluarga suami menjadi kurang akur. Oleh karena sangat tidak boleh istri merasa cemburu dengan keluarga suami. Jika memang suami lebih mementingkan keluarganya, maka ada baiknya sang istri untuk berbicara dari hati ke hati dengan suami. Cemburu yang berlebihan, justru akan membuat suami semakin menjauh, oleh karena itu penting bagi istri mengetahui cara menghilangkan rasa cemburu .4. Berikan PengertianSuami lebih mementingkan keluarganya, terkadang karena sebagai anak laki- laki, maka wajar untuk tetap berbakti kepada orang tua. Akan tetapi, jika perhatian itu berlebihan, si istri harus mulai berbicara kepada suami. Berilah ia pengertian, bahwa mementingkan keluarga adalah salah satu kewajiban dari anak laki- laki. Tetapi tetap dengan tidak membiarkan istri merasa kurang diperhatikan. Berikan pengertian kepada suami, bahwa istri juga membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari semua, sama dengan perhatian yang diberikan suami kepada keluarganya. Tapi ingat, berikan pengertian kepada suami dengan cara yang Jangan EmosiSaat suami mulai lebih mementingkan keluarganya, jangan marah. Selain itu saat ingin membicarakan mengenai suami yang lebih mementingkan keluarganya, jangan libatkan emosi di dalamnya. karena hal tersebut akan membuat suasana menjadi tidak baik. Saat ingin agar suami bisa menyeimbangan perhatiannya, jangan melibatkan amarah didalamnya. Karena hal tersebut justru akan membuat suami semakin menjauh dan semakin mendekat kekeluarganya. Salah satu cara mengendalikan diri adalah dengan kesabaran. Kesabaran adalah kunci utama dalam menghadapi masalah seperti Jangan Merasa TersaingiHubungan antara istri dan keluarga suami bukanlah hubungan persaingan memperebutkan perhatian dari suami. Akan tetapi istri dan keluarga suami adalah hubungan keluarga yang tercipta karena adanya pernikahan. Oleh karena itu, janganlah merasa tersaingi ketika suami lebih mementingkan keluarganya. Akan tetapi, berikanlah pengertian kepada suami bahwa ada istri yang juga harus dipentingkan. Ingat! Bukan diutamakan. Dipentingkan dengan diutamakan sangat berarti suami juga memikirkan istri sebagai bagian dari hidupnya yang sama penting dengan keluarganya. Sedangkan diutamakan adalah bentuk monopoli istri kepada suami, yang justru menjadi salah satu penyebab pertengkaran. oleh karena itu mengilangkan persaingan adalah cara hidup bahagia dalam rumah Jangan MembenciTerkadang, sang istri merasa jenuh dengan sikap suami yang lebih mementingkan keluarganya dari pada istrinya. Hal ini membuat sang istri menjadi benci keluarga suaminya. Membenci keluarga suami bukanlah jalan keluar dari masalah. Justru semakin membuat masalahnya besar. Komunikasikan kepada suami mengenai uneg- uneg istri adalah cara yang paling benar. Akan tetapi, dalam menyampaikan uneg- uneg, sampaikanlah dengan baik dan tanpa emosi. Sehingga suami akan mengerti permasalahan dari sang istri. Menghilangkan sifat benci adalah cara membuat hati ikhlas, sehingga rumah tangga menjadi lebih harmonis. 8. Beri Perhatian Lebih dan TulusWalau suami lebih mementingkan keluarganya, bukan berarti istri jadi tidak mau memberikan perhatian lagi kepada suami. Istri harus tetap memberikan perhatian yang tulus kapada suami, apapun kejelekan suami. Karena dengan memberikan perhatian yang tulus, dapat membuat suami menjadi sadar, bahwa ia juga memiliki istri yang harus di perhatian juga. Jangan karena suami lebih perhatian kepada keluarganya, sehingga istri membalas dengan tidak memberikan perhatian. Tindakan itu justru akan membuat suami semakin menjauh dari istrinya. Dan akan memperburuk keadaan. Tetaplah memberikan perhatian dan cinta kepada suami, itu adalah cara menjadi istri idaman Bagi Waktu Antara Suami dan Keluarga dengen IstrinyaJangan karena merasa suami lebih mementingkan keluarganya, sehingga istri menuntut waktu suami secara penuh untuk istrinya. Hal ini sama saja dengan menjauhkan suami dari keluarganya. Sebagai istri, jangan pernah memaksa suami untuk selalu ada untuk istri, dan membuat suami menjadi susah untuk bertemu keluarganya. Sebaiknya, berilah waktu kepada suami untuk dapat berkumpul dengan keluarganya, ini adalah salah satu cara mengabdi kepada suami Karena jika istri tidak mau membagi waktu suami dengan keluarganya, hal itu justru membuat suami akan semakin jauh dengan istri, dan malah semakin mendekti Tidak Satu Atap dengan MertuaTerkadang, salah satu solusi bagi pasangan suami istri untuk dapat mandiri adalah dengan hidup terpisah dari orang tua. Hal ini untuk melatih insting perempuan sebagai istri dan laki- laki sebagai suami. Jika terus tinggal dengan keluarga, dikhawatirkan, suami tidak dapat mandiri dan terlalu bergantung dengan keluarganya. Hal ini akan membuat suami lebih mementingkan keluarganya dan membuat hubungan suami istri menjadi renggang. Selain itu, terus tinggal dengam mertua, dapat membuat istri menjadi tidak nyaman karena selalu merasa diawasi oleh mertua. oleh karena itu hidup terpisah adalah tips menjaga hubungan dengan mertua agar tetap tadi 10 cara menghadapi suami yang lebih mementingkan keluarganya. Yang perlu diingat oleh para istri diluar sana adalah, bersabar. Karena itu adalah kunci menuju rumah tangga yang baik. Semoga artikel ini bisa membantu. Post Views 1,272
4Zf4hKV. 2vy9zce9x0.pages.dev/4702vy9zce9x0.pages.dev/3962vy9zce9x0.pages.dev/4422vy9zce9x0.pages.dev/5472vy9zce9x0.pages.dev/4162vy9zce9x0.pages.dev/1472vy9zce9x0.pages.dev/1002vy9zce9x0.pages.dev/97
istri lebih mementingkan keluarganya daripada suami